PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN URINE TERHADAP TITER STATUS SEKRETOR
Abstract
Urine seorang sekretor terdapat substansi antigen zat terlarut yang disekresikan berupa glikoprotein sehingga urine dapat digunakan sebagai salah satu sampel pemeriksaan status sekretor. Pada penelitian ini pemeriksaan titer status sekretor dilakukan segera dan 2 jam pada suhu kamar 25-26°C dan suhu refrigerator 2-8°C dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap titer status sekretor dalam urine. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu One Group Pre and Post-test Design yaitu memberikan perlakuan untuk melihat perbedaan titer hemaglutinasi inhibisi status sekretor yang terjadi antara urine yang diperiksa secara langsung dengan urine yang telah diberikan perlakuan berupa variasi waktu penyimpanan segera dan 2 jam pada suhu 25-26°C dan suhu 2-8°C. Hasil penelitian dari 8 sampel sekretor yang diperiksa segera di suhu 25-26°C dan suhu 2-8°C sebanyak 7 orang ( 87,5%) mengalami perubahan titer status sekretor pada suhu 25-26°C dan 6 orang ( 75%) mengalami perubahan titer status sekretor pada suhu 2-8°C setelah disimpan 2 jam. Sedangkan hasil uji statistik McNemar didapatkan hasil dari suhu 25-26°C dan suhu 2-8°C memiliki nilai p (sig) 0.016 dan 0.031 (< 0.05) sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh suhu da waktu penyimpanan urine terhadap titer status sekretor.
Full text article
References
2. Alqadri, Rofinda, Z. D. & Susanti, R., 2016. Gambaran Golongan Sekretor dan Nonsekretor yang Diperiksa Melalui Saliva Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas.
3. Rodiana, N., 2010. Gambaran Status Sekretor Sistem Golongan Darah ABO dalam Urine yang Diperiksa Menggunakan Metode Aglutinasi Inhibisi, Bandung: Sekolah Tinggi Analis Bhakti Asih.
4. Nurhayati, B. et al., 2017. Modul Praktikum Transfusi Darah. Bandung: s.n.
5. D'Adamo, P. J. & Kelly, G. S., 2001. Metabolic and Immunologic Consequences of ABH Secretor and Lewis Subtype Status. August.
6. Nisa, I. K., 2017. Perbedaan Waktu Penyimpanan Spesimen Urine terhadap Titer Hemaglutinasi Inhibisi dan Status Sekretor Segera dan Setelah 2 jam Pada Suhu Ruang 2-8, Bandung: Poltekkes Bandung.
7. Illah, F., 2017. ( Perbedaan Waktu Penundaan Spesimen Urine Terhadap Titer Hemaglutinasi Inhibisi Dan Status Sekretor Segera Dan Setelah 2 Jam Pada Suhu Ruang 24-27 C , Bandung: Poltekkes Bandung.
8. Nurachmah, E. & Sudarsono, R. S., 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
9. Poedjiadi, A., 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
10. Malianti, N., 2018. Perbandingan Titer Status Sekretor pada Pengambilan Spesimen Saliva Pagi dan 60 Menit Setelah Makan. Bandung : Politeknik Kesehatan Bandung.
11. Entjang, I., 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat Bandung. Bandung: Citra Aditya Bakti.
12. Strasinger, S. K. & Lorenzo, M. S. D., 2008. Urinalysis and Body Fluid. 5th ed. United States of America: F.A Davis Company.
13. Hohenwallner, W. et al., 1989. Reference ranges for alpha-amylase in serum and urine with 4,6-ethylidene-(G7)-1-4-nitrophenyl-(G1)-alpha,D-maltoheptaoside as substrate.. [Online]
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2787388
[Accessed 20 Mei 2019].
14. OLABS, 2015. Action of Salivary Amylase on Starch. [Online]
Available at: https://amrita.olabs.edu.in/?sub=79&brch=18&sim=236&cnt=1
[Accessed 21 Mei 2019].
15. Soendoro, D. R., 1989. Prinsip-prinsip Biokimia. Kedua ed. Surabaya: PT. Gelora Aksara Pratama.