PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BIJI KARIKA (Carica pubescens) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Culex sp

Tambunan Helen Bestiar

Abstract

Penyakit filariasis yang ditularkan oleh vektor nyamuk Culex sp merupakan salah satu masalah kesehatan di Kabupaten Bandung. Upaya pencegahan perlu dilakukan salah satunya dengan melakukan pengendalian larva nyamuk Culex sp dengan menggunakan larvasida nabati seperti ekstrak biji karika (Carica pubescens). Kandungan kimia pada biji karika terdiri dari saponin, alkaloid, dan terpenoid yang berefek sitotoksik terhadap larva nyamuk Culex sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak biji karika (Carica pubescens) terhadap kematian larva nyamuk Culex sp. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan skala lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh larva Culex sp yang dikembangbiakan di Laboratorium Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB dan sampel dalam penelitian ini sebagian dari larva nyamuk Culex sp dengan besar sampel sebanyak 475 ekor. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampel. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi dan pengukuran. Data yang dikumpulkan meliputi jumlah kematian larva Culex sp, hasil pengukuran suhu udara, kelembaban udara, suhu air dan pH air. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji Kruskal-Wallis, uji T dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian diperoleh jumlah kematian larva Culex sp pada konsentrasi 0,2% rata-rata 14 ekor (54%), pada konsentrasi 0,3% rata-rata 19 ekor (76%) dan pada konsentrasi 0,4% rata-rata 25 ekor (98%). Hasil analisis bivariat (Kruskal-Wallis) diperoleh hasil p < α (0,001 < 0,05) sehingga ada pengaruh pembubuhan berbagai konsentrasi ekstrak biji karika (Carica pubescens) terhadap kematian larva Culex sp. Penelitian ini dapat bermanfaat dalam pelaksanaan program pengendalian vektor dan binatang pengganggu khususnya larva Culex sp dan disarankan menggunakan larvasida alami yang ramah lingkungan dari ekstrak biji karika (Carica pubescens).

Full text article

Generated from XML file

References

1. Alfiah, Ida. 2016. Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Pepaya Gunung (Carica pubescens Lenne & K. Koch) terhadap Bakteri Salmonella thypi secara In Siliko dan In Vitro. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
2. Anonim. 2006. Nyamuk si pembawa penyakit. www.iptek.net.id/ind/?ch:infopop&id=298&PHPSESSID=81fbfd139aa8fdad77f6dfe54029e172. Iptek. Edisi Selasa, 24 Januari 2006.
3. Chin, James. 2009. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: Infomedika.
4. Dachlan, P dan Machfudz. 1983. Hubungan antara Lingkungan Hidup di Kotamadya Surabaya dengan populasi Nyamuk Culex dan Kemungkinan Filariasis pada Penduduk. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya: LIPI.
5. Erfanto, Dhony. 2008. Sistem Penunjang Keputusan Perencanaaan Agroindustri Pepaya Gunung (Carica pubescens) dengan Pembiayaan Syariah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
6. Fatchurrozack. 2013. Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Vitamin C dan Zat Antioksidan pada Buah Carica pubescens di Dataran Tinggi Dieng. Semarang. Tersedia : http://jurnal.pasca.uns.ac.id
7. Fathonah, Ana Kurniawati. 2013. Uji toksisitas daun dan biji Carica papaya sebagai Larvasida Anopheles aconitus. Tersedia :http://digilib.uin-suka.ac.id/12090/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf [3 Januari 2017]
8. Hendro, S. 2005. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Grasindo.
9. Hidayat, S. 2001. Prospek Pepaya Gunung (Carica pubescens Lenne & K. Koch) dari Sikunang, pegunungan Dieng, Wonosobo. Prosiding Seminar Sehari : Menggali Potensi dan Meningkatkan prospek Tanaman Hortikultura menuju Ketahanan Pangan. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI.
10. Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis: Alfabeta.
11. Kaniawati, Nina. 2015. Perbedaan Pembubuhan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L) Sebagai Larvasida Alami Terhadap Kematian Larva Culex sp. Bandung: Politeknik Kesehatan Bandung
12. Khotimah, Khusnul. 2016. Skrining Fitokimia dan Identifikasi Metabolit Sekunder Senyawa Karpain pada Ekstrak Metanol Daun Carica pubescens. Malang.
13. Komisi Pestisida Departemen Pertanian. 1995. Metode Standar pengujian Efikasi Pestisida: Jakarta.
14. Ningsi, Enis Wilda dkk. 2016. Efektifitas Uji Daya Bunuh Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Larva Nyamuk Anopheles Aconitus DonitsDalam Upaya Pencegahan Penyakit Malaria Di Daerah Persawahan Desa Lalonggombu Kecamatan Andoolo Kabupaten Konawe Selatan. Tersedia : http://ojs.uho.ac.id/index.php./JIMKESMAS/article/viewFile/1211/858 [2Januari 2017]
15. Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rinerka Cipta.
16. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
17. Supono dkk. 2015. Biokontrol larva nyamuk Aedes aegypti menggunakan limbah biji karika (Vasconcellea pubescens). Tersedia : http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M010527.pdf [4 Januari 2017]
18. Soedarto. 2011. Malaria. Jakarta: Sagung Seto.
19. Verhey, E.W.M. dan R.E. Coronel. 1997. Proses Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2 : Buah-Buahan yang Dapat Dimakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
20. Widoyono. 2011. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Bandung: Erlangga.

Authors

Tambunan Helen Bestiar
hbestiart@yahoo.com (Primary Contact)
Bestiar, T. H. (2019). PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BIJI KARIKA (Carica pubescens) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Culex sp. JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, 11(1), 1-8. https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v11i1.238
Copyright and license info is not available

Article Details