RANCANGAN ALAT BANTU STIMULASI BERJALAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERJALAN ANAK USIA 9 – 15 BULAN DI KOTA TASIKMALAYA

Nunung Mulyani, Yati Budiarti

Abstrak

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya pembangunan manusia seutuhnya antara lain diselenggarakannya melalui upaya kesehatan anak  yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya. Jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa. Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita dilakukan pada “Masa Kritis”. Melakukan stimulasi yang memadai artinya merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat dan tenaga profesional. Salah satu tahapan dalam tumbuh kembang si kecil yang paling dinantikan oleh para orang tua adalah kemampuan berjalan, proses agar bayi dapat berjalan sendiri dibutuhkan kemampuan fisik, mental, semangat dan keberanian bayi yang didukung oleh alat bantu stimulasi belajar berjalan yang akan digunakan oleh orang tua dan dukungan lingkungan sekitarnya.Tujuan penelitian ini adalah Untuk membuat rancangan Alat bantu Stimulasi Berjalan untuk meningkatkan kemampuan berjalan bagi anak usia 9-15 bulan di wilayah kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian dan pengembangan atau research and development (R & D). Hasil Penelitian yaitu diperoleh sebuah  rancangan alat bantu berjalan bagi anak usia 9-15 bulan.

Artikel teks lengkap

##article.generated_from_xml##

Referensi

1. Kemenkes RI. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015
2. Amalia. 2010. Hubungan Pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif (APE) dengan pemberian APE pada anak usia 4 – 6 tahun di TK Srirande 02 Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan,Skripsi tidak dipublikasikan
3. Arikunto ,Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian “Suatu bPendekatan Peaktek, Jakarta,PT Rineka Cipta
4. Depkes RI 2005, Laporan Akhir Penelitian Pengembangan Paket Pemantauan Perkembangan Anak , Jakarta: Depkes RI
5. Emzir, 2011 Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif Jakarta Rajawali
6. Fadlyana, E, 2005. Pola Keterlambatan Perkembangan Balita di Daerah Pedesaan dan Perkotaan Serta Faktor faktor yang Mempengaruhinya.Sari Fediatri 4(4):168-176
7. Kementrian Kesehatan RI, 2012 ,Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Jakarta
8. Kemenkes RI, 2012 Pelaksanaan, Identifikasi dan Kebutuhan Khusus Anak dalam http.Kabar pendidikan Indonesia
9. Setyosari,Panaji 2012, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung Alfabeta
10. Armini, Ni Wayan. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta : ANDI
11. Indarso, F. 2001. Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya : FK Unair

Penulis

Nunung Mulyani
nunung.mulyani@dosen.poltekkestasikmalaya.ac.id (Kontak utama)
Yati Budiarti
Mulyani, N., & Budiarti, Y. (2022). RANCANGAN ALAT BANTU STIMULASI BERJALAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERJALAN ANAK USIA 9 – 15 BULAN DI KOTA TASIKMALAYA. JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103, 14(2), 402–408. https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v14i2.2020

Rincian Artikel