APRESIASI TUBUH DAN KEBIASAAN MAKAN PADA MAHASISWA KEPERAWATAN
Abstrak
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, Kabupaten Sumedang pada kelompok usia di atas 18 tahun terdapat masalah gizi kurus (9,16%) , berat badan lebih (11,41%), dan obesitas (23,61%). Hal ini menunjukkan adanya kebiasaan makan yang kurang sehat di masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara umur, jenis kelamin dan apresiasi tubuh dengan kebiasaan makan mahasiswa. Metode penelitian survei deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Responden diambil secara purposive sampling, sebanyak 78 mahasiswa prodi DIII keperawatan UPI kampus Sumedang. Apresiasi tubuh menggunakan kuesioner Body Appreciation Scale-2. Kebiasaan makan menggunakan kuesioner Adolescent Food Habits Checklist. Analisis menggunakan uji Chi-Square. Hampir seluruh mahasiswa adalah perempuan 78,2% dan berumur 19-22 tahun 76,9%. Sebagian besar memiliki apresiasi tubuh puas 55,1% dan kebiasaan makan kurang sehat 57,7%. Terdapat hubungan antara apresiasi tubuh dengan kebiasaan makan (p = 0,047). Apresiasi tubuh puas mempunyai peluang 2,87 kali untuk memiliki kebiasaan makan sehat. Mahasiswa diharapkan dapat menjaga atau meningkatkan apresiasi tubuh melalui cara pandang positif dan menjalankan kebiasaan makan sehat.
Artikel teks lengkap
Referensi
2. Avalos, L., Tylka, T. L., & Wood-Barcalow, N. The body appreciation scale: Development and psychometric evaluation. Body image. 2005;2(3): 285-297.https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1740144505000549, diaksesJuli, 24, 2022.
3. Alleva, J. M., Tylka, T. L., & Van Diest, A. M. K. The Functionality Appreciation Scale (FAS): Development and psychometric evaluation in US community women and men. Body image. 2017; 23: 28-44.
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1740144517301948.diaksesJuli, 20, 2022.
4. Swami, V., García, A. A., & Barron, D. Factor structure and psychometric properties of a Spanish translation of the Body Appreciation Scale-2 (BAS-2). Body Image. 2017;22: 13-17.
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1740144517301031.diaksesJuli, 15, 2022.
5. Swami, V., Tudorel, O., Goian, C., Barron, D., & Vintila, M. Factor structure and psychometric properties of a Romanian translation of the Body Appreciation Scale-2. Body image. 2017; 23: 61-68.
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1740144517301286.diaksesJuli, 16, 2022.
6. Swami, V., Weis, L., Barron, D., & Furnham, A. Associations between positive body image, sexual liberalism, and unconventional sexual practices in US adults. Archives of Sexual Behavior. 2017; 46(8): 2485-2494.
https://link.springer.com/article/10.1007/s10508-016-0924-y.diaksesJuli, 16, 2022.
7. Swastika, G. M., & Prastuti, E. Perbedaan Regulasi Emosi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rentang Usia pada Remaja dengan Orangtua Bercerai. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi. 2021;26(1): 19-34, https://journal.uii.ac.id/Psikologika/article/view/15126/11008,diaksesJuli, 29, 2022.
8. Pritasari, Damayanti D, Lestari N T. Bahan Ajar Gizi; Gizi Dalam Daur Kehidupan. cetakan pertama. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017. 108-109.
9. Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. GiziSeimbangDalamDaurKehidupan. cetakanpertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2011. 333-334.
10. Gillen, M. M. Associations between positive body image and indicators of men's and women's mental and physical health. Body image. 2015; 13: 67-74.https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1740144515000030. diaksesJuli 25, 2022.
11. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Provinsi Jawa Barat: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2011.
12. Ningrum, D, et al. The Relationship among Breakfast Habits, Calorie Intake and Nutritional Status of Sumedang Government’s Nursing Academy Students. KnE Life Sciences, 2019, 824–836-824–836 https://knepublishing.com/index.php/KnE-Life/article/view/5342, diakses Juli,25,2022.
13. Johnson, F., Wardle, J., & Griffith, J. The adolescent food habits checklist: reliability and validity of a measure of healthy eating behaviour in adolescents. EJCN. 2002; 56(7): 644-649.https://www.nature.com/articles/1601371.diaksesJuli, 29, 2022.
14. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gizi seimbang. Jakarta : Dirjen Bina Gizi dan KIA. 2014.12-13.
15. Haddad, L. G., Owies, A., & Mansour, A., Wellness appraisal among adolescents in Jordan: a model from a developing country: a cross-sectional questionnaire survey. Health Promotion International. 2009;24(2): 130-139.https://academic.oup.com/heapro/article/24/2/130/571160?login=false, diaksesJuli, 28, 2022.
16. Dalky, H. F., Al Momani, M. H., Al-Drabaah, T. K., & Jarrah, S. Eating habits and associated factors among adolescent students in Jordan. Clinical nursingresearch. 2017;26(4): 538-552.https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1054773816646308, diaksesjuli, 29, 2022.
17. Jauziyah, S., Tsani, A. F. A., & Purwanti, R. Pengetahuan gizi dan
Penulis

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.