ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIKA BERDASARKAN KONSENTRASI HAMBAT MINIMAL DAN KONSENTRASI BAKTERISIDAL MINIMAL KLORAMFENIKOL DAN AMOKSISILIN TERHADAP SALMONELLA TYPHI

Deny Rudiansyah, Asep Dermawan, Yuliansyah Sundara Mulia

Abstrak

Latar Belakang: Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Untuk penanggulangan penyakit infeksi telah banyak digunakan berbagai jenis antibiotika. Salah satu contoh penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme adalah demam tifoid atau demam enterik yang disebabkan Salmonella typhi (S.typhi.). Sejak tahun 1948 kloramfenikol merupakan drug of choice (obat terpilih) untuk infeksi S.typhi. Tujuan: Untuk membandingkan dan mengetahui potensi antibiotika dari kloramfenikol dan amoksisilin terhadap S.typhi. Diperlukan penelitian untuk menemukan terapi antibiotika pilihan lain yang lebih sensitif. Salah satunya dengan melakukan penelitian ini dengan uji KHM dan KBM. Metode: Untuk melihat potensi antibiotika dilakukan pengujian Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dengan metode pengenceran tabung (tube dilution method) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) menggunakan metode Kirby Bauer. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen laboratorium secara in vitro. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS dengan Mann Whitney U Test.Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa kloramfenikol memiliki potensi antibotika dengan nilai KHM sebesar 12,50 µg/ml, sedangkan amoksisilin memiliki potensi antibiotika dengan nilai KHM sebesar 6,25 µg/ml. Untuk nilai KBM kloramfenikol dan amoksisilin memiliki nilai yang sama sebesar 25 µg/ml. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan nilai KHM dan KBM antara antibiotika kloramfenikol dan amoksisilin terhadap S.typhi. Amoksisilin dapat digunakan sebagai salah satu obat alternatif untuk terapi infeksi demam tifoid.

Artikel teks lengkap

##article.generated_from_xml##

Referensi

1. Depkes RI. Perdalin. (2009). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. Cetakan kedua. Jakarta: Depkes RI.
2. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.
3. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 364/Menkes/SK/V/2006. (2006). Tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
5. Katzung, Bertram, G. (2014). Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 12. Jakarta: EGC.
6. Bhutta ZA. (1997). MDR Typhoid. a potential algorithmic approach to diagnosis and management. Third Asia Pacific Symposium on Typhoid Fever and Other Salmonellosis. Bali, 11 Desember 1997.
7. W Lay, Bibiana. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
8. Neal, Michael, J. (2006). Farmakologi Medis Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
9. Adelberg, Jawetz, Melnick. (2017). Mikrobiologi Kedokteran Edisi 27. Jakarta: EGC.
10. Kemenkes RI. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Depkes RI.

Penulis

Deny Rudiansyah
denysyah23@gmail.com (Kontak utama)
Asep Dermawan
Yuliansyah Sundara Mulia
Biografi Penulis

Deny Rudiansyah, Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Poltekkes Kemenkes Bandung

Rudiansyah, D., Dermawan, A., & Mulia, Y. S. (2021). ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIKA BERDASARKAN KONSENTRASI HAMBAT MINIMAL DAN KONSENTRASI BAKTERISIDAL MINIMAL KLORAMFENIKOL DAN AMOKSISILIN TERHADAP SALMONELLA TYPHI. JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103, 13(1), 50–56. https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v13i1.1842

Rincian Artikel

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 > >>