SUHU PENYIMPANAN DAN VARIASI KONSENTRASI EPINEFRIN BERKAITAN DENGAN NILAI AGREGASI TROMBOSIT METODE VELASKAR
Abstract
Pemeriksaan agregasi trombosit antara lain digunakan untuk menguji fungsi trombosit. Pemeriksaan agregasi trombosit merupakan tes yang sangat sensitif dan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, konsentrasi sodium sitrat, jumlah trombosit, suhu penyimpanan, konsentrasi penambahan induktor, dan suhu reaksi. Pemeriksaan tes agregasi trombosit dilakukan dengan metode sediaan apus darah tepi yang ditemukan oleh Velaskar dan Chitre menggunakan induktor Epinefrin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu penyimpanan darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dan suhu 2-8oC terhadap nilai agregasi trombosit yang diinduksi Epinefrin pada konsentrasi 0.10%, 0.08% dan 0.06% dengan metode Velaskar. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Desain penelitian yang dilakukan yaitu dibuat variasi konsentrasi Epinefrin dan variasi suhu penyimpanan pada suhu 25oC dan suhu 2-8 oC yang kemudian dilakukan pemeriksaan agregasi trombosit pada sediaan apus darah tepi dengan metode Velaskar. Data penelitian diolah menggunakan uji statistik General Linear Model – Repeated measure. Hasil menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dan 2-8oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.10%, 0.08% dan 0.06% dan memperoleh nilai Sig. > 0.05. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.10% termasuk kategori normoagregasi. Nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.08% termasuk kategori hiperagregasi. Nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 25oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.06% termasuk kategori hipoagregasi. Nilai agregasi trombosit pada darah sitrat yang disimpan pada suhu 2-8oC dengan penambahan induktor Epinefrin 0.10%, 0.08% dan 0.06% termasuk kategori hiperagregasi.
Full text article
References
2. Pagana, Kathleen Deska dan Pagana, Timothy J., 2014 Mosby's Manual of Diagnostic and Laboratory Tests Fifth Edition. : Elsevier
3. Dilip S, et al., 1982, A New Aspect of Platelet Aggregation and a Test to Measure It. Velaskar : American Journal of Clinical Pathology, Vol. 77.
4.Sotianingsih., 2001, Uji Diagnostik Pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tepi dalam Menilai Fungsi Agregasi Trombosit Semarang : Universitas Diponegoro.
5. Sacher, Ronald A dan Mc Pherson, Richard A., 2002, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Penerbit Buku Kedokteran, Vol. 11.
6. Qi, Ruomei, Yatomi, Yutaka dan Ozaki, Yukio., 2001, Effects of Incubation Time, Temperature, and Anticoagulants on Platelet Aggregation in Whole Blood. Yamanashi Japan : Thrombosis Research, 2001, Vol. 101, 139 - 144.
7. Mondoro, Traci Heath dan Vostal, Jaroslav G. 2002, Cold temperatures reduce the sensitivity of stored platelets to disaggregating agents. Platelets, hal. 11-20.
8.Faraday, Nauder dan Rosenfeld, Brian. 1998, In Vitro Hypothermia Enhances Platelet GPIIb-IIIa Activation and P-Selectin Expression Anesthesiology, hal. 1579-1585.
9. Rumbaut, Rolando E dan Thiagarajan, Perumal., 2010, Platelet-Vessel Wall Interactions in Hemostatis and Thrombosis. : Morgan & Claypool Life Sciences.